TANAH BUMBU, kontak24 – Malam Nisfu Syaban menjadi momen istimewa dalam kalender Islam. Di mana catatan amal manusia selama satu tahun diganti dengan yang baru. Malam ini juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memohon ampunan serta memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.
Menurut Ustadz Abdul Hamid, S.Ag, MM, Nisfu Syaban jatuh pada pertengahan bulan Syaban 1446 Hijriah. Bertepatan dengan 13 Februari 2025.
“Dalam bahasa Arab, Nisfu berarti pertengahan. Malam ini memiliki makna penting karena menjadi pembukaan lembaran baru dalam catatan amal manusia,”. Ujarnya saat memberikan tausiyah di hadapan ASN Pemkab Tanah Bumbu. Pada kegiatan Implementasi Serambi Madinah di Pendopo Serambi Madinah, Kamis (24/02/25) pagi.
Ia mengibaratkan catatan amal tahun sebelumnya seperti laporan pertanggungjawaban (LPJ), di mana amal perbuatan selama tahun 2024 akan diperiksa sebelum dibuka catatan baru untuk tahun 2025.
“Jika LPJ tahun sebelumnya belum selesai, maka akan ada konsekuensi di dunia maupun akhirat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Hamid menekankan pentingnya keselamatan di dunia dan akhirat.
“Selamat di kemudian hari artinya lolos dari pemeriksaan amal, dan selamat di hari kemudian berarti kita tidak akan mendapat pertanyaan berat di akhirat nanti. Setiap amal akan tercatat dan harus dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari persiapan menyambut Nisfu Syaban dan pergantian tahun Hijriah, Ustadz Abdul Hamid mengingatkan umat Islam untuk menyelesaikan kewajiban yang tertunda, seperti utang puasa dan nazar. (her)
“Syariat mengajarkan bahwa kewajiban seperti ini sebaiknya diselesaikan sebelum malam Nisfu Syaban tiba,” tambahnya.
Amalan yang Dianjurkan di Malam Nisfu Syaban
Pada malam penuh berkah ini, umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai ibadah, antara lain: memperbanyak istighfar dan taubat, melaksanakan sholat malam (Qiyamullail), membaca Al-Qur’an, berpuasa sunnah, membaca surah Yasin sebanyak tiga kali, dan memperbanyak syahadat.
Malam Nisfu Syaban dipandang sebagai malam yang penuh rahmat dan pengampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk merenungkan amal perbuatan selama setahun terakhir serta berdoa bagi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang terdekat.
Di akhir tausiyah, Ustadz Abdul Hamid juga menyampaikan permohonan maaf kepada jamaah yang hadir.
“Jika ada kesalahan dalam menyampaikan tausiyah selama ini, saya memohon maaf dan ridho dari semuanya,” pungkasnya
0 Komentar