Unordered List

6/recent/ticker-posts

Proyek Pembangunan Jembatan Gantung Desa Gendang Timburu, Sungai Durian, Kotabaru Mangkrak.

 

KOTABARU, kontak24jam.Net – Proyek pembangunan jembatan gantung di Rt 01 Desa Gendang Timburu, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru, kembali dikerjakan setelah sempat mangkrak selama hampir setahun. 

Namun, di balik kelanjutannya, tersimpan kisah kelam yang membuat masyarakat geram dan para pekerja terombang-ambing dalam penjual.

 Proyek yang awalnya dimulai pada Juli 2023 ini tiba-tiba berhenti pada September 2023, meninggalkan banyak tanda tanya. Berdasarkan informasi di lapangan, proyek ini sudah mengalami tiga kali pergantian pihak pengelola.

Kali ini, proyek yang dikelola secara swakelola oleh pihak yang ditunjuk langsung oleh Dinas PUPR Kotabaru, bukan kontraktor, memulai kembali pekerjaannya. Namun, bagi para pekerja, ini bukanlah kabar yang baik sepenuhnya.

 Seorang pekerja, Tinus, yang telah tiga kali terlibat dalam proyek ini, menuturkan dengan getir bagaimana proyek ini sudah empat kali ganti “bos.”

“Dulu pemborong pertamanya itu Pak Jai. Saya sempat kerja ikut tiga kali, tapi keuangannya nggak karuan. Kami cuma dibayar sebagian, itu pun belum lunas sampai sekarang,” ungkapnya.

Tinus juga menambahkan, seharusnya proyek ini sudah rampung pada Desember 2023, namun berbagai masalah membuatnya terkatung-katung.

“Dulu, kami hanya bertugas di bagian cor, sedangkan pendirian tiang-tiangnya dikerjakan oleh orang-orang dari Bogor. Tapi kerjaannya nggak kelar-kelar juga. Kami bahkan tidak pernah makan seharian karena tidak ada kiriman dari bosnya. Akhirnya banyak pekerja yang pulang ke Bogor dan Bekasi,” ujar Tinus, menunjukkan betapa buruknya nasib para pekerja.

Tak hanya para pekerja dan warga, dua lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkemuka, yaitu LSM BABAK dan BP3K-RI Kal-Sel, juga menyoroti proses pembangunan jembatan gantung ini. Mereka mengaburkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan proyek yang berkali-kali terhenti tanpa alasan yang jelas.

Bahrudin, atau yang akrab disapa Udin Palui dari LSM BABAK Kalimantan Selatan, memberikan peringatan tegas.

“LSM BABAK akan melaporkan ke Kejati apabila ditemukan adanya kejadian dan juga akan melakukan investigasi ke lapangan,” ujar Bahrudin, menegaskan komitmennya untuk mengawal proyek ini agar tidak ada penyelewengan anggaran yang merugikan masyarakat.

 Sementara itu, Muslim Ma’in dari BP3K-RI Kal-Sel juga tidak tinggal diam. Ia mengungkapkan rencana mereka untuk mengambil langkah lebih jauh.

 “Intinya, minggu depan, kami berencana melaporkan ke Kejati dan melaksanakan aksi sekaligus,” ujarnya dengan tegas, menunjukkan keseriusan mereka dalam mengawal proyek ini.

 Ia menambahkan, “Yang pasti, LSM kami menyoroti mangkraknya jembatan gantung itu, yang nilainya mencapai Rp 7 miliar.”

 Kepala Desa Gendang Timburu, Yonowari, merasa prihatin dengan kondisi proyek yang belum selesai. Ia mengaku mendesak agar proyek ini segera dilanjutkan.

“Masyarakat sudah banyak yang tertipu karena pembayaran tidak lancar. Kami berharap Dinas PUPR segera menyelesaikan proyek ini. Masyarakat hanya ingin proyek ini selesai, jangan sampai mangkrak lagi tahun ini,” tegasnya.

Yonowar juga mengungkapkan bahwa proyek ini dibiayai dari APBD sebesar Rp 7 miliar.

“Kami berharap dana ini bisa digunakan sebaik mungkin untuk menyelesaikan proyek ini,” katanya.

Pentingnya jembatan gantung ini tidak bisa diremehkan. Yonowari menambahkan bahwa jembatan ini sangat dibutuhkan oleh sekitar 80 persen petani di seberang sungai untuk mengangkut hasil bumi seperti jagung, padi, pisang, dan buah-buahan.

“Selama ini, mereka terpaksa menggunakan perahu ketinting yang tidak efisien dan berbahaya,” ungkapnya.

Ketua RT1, Yansyah, juga menyuarakan harapan masyarakat agar proyek ini segera rampung.

“Masyarakat berharap proyek ini segera selesai karena sudah mencapai 70 persen. Jembatan gantung ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan memperlancar distribusi hasil bumi,” ujarnya, menyuarakan keresahan dan harapan warganya.

Namun, apakah proyek ini akan benar-benar selesai kali ini, atau akan kembali terhenti seperti sebelumnya? Para pekerja dan masyarakat hanya bisa berharap, sambil terus menyuarakan hati mereka.(her)

Posting Komentar

0 Komentar