Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengibarkan bendera dalam upacara resmi beberapa menit setelah dia menyampaikan pidato di depan Majelis Umum PBB. Dalam pidatonya, dia menuduh Israel menyabotase upaya AS untuk menengahi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Israel keberatan dengan pernyataan ini.
"Hari pengibaran bendera ini akan segera tiba di Yerusalem, ibu kota negara Palestina kami. Hari ini, setiap tahun, 30 September, akan menjadi hari bendera Palestina," kata Abbas, berdiri di bawah bendera merah, putih, hijau dan hitam di taman bunga markas PBB.
Sementara itu, banyak orang menghadiri momen bersejarah dan memotret bendera Palestina.
Orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina yang merdeka. Tepi Barat dan Yerusalem Timur diduduki oleh Israel dalam perang 1967.
Majelis Umum menyetujui resolusi Palestina bulan ini dan mengatakan bendera negara-negara non-anggota "akan dikibarkan di markas besar (New York) PBB dan kantor-kantor PBB di sebelah bendera negara-negara anggota."
AS dan Israel termasuk di antara delapan negara yang memberikan suara menentang rancangan resolusi bendera Palestina. Keduanya mengatakan pada saat itu bahwa tanda-tanda simbolis seperti pengibaran bendera tidak berarti apa-apa bagi proses perdamaian ke depan.
Pada 2012, Majelis Umum menyetujui pengakuan de facto atas negara Palestina yang berdaulat. Namun upaya Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB gagal.
Palestina dan Vatikan adalah satu-satunya negara pengamat non-anggota di PBB. Bendera Vatikan dikibarkan di PBB pada hari Jumat, hari kunjungan Paus Fransiskus.
0 Komentar