Pemindahan lokasi sendiri menuai komplain dari pedagang tetap Pasar Wadai. Salah seorang pedagang dahlia mengeluhkan kondisi tempat yang panas dan berangin kencang.
Selain itu pengunjung juga tak seramai biasa hingga dagangannya masih bersisa meski sudah dekat jam berbuka puasa. Hal tersebut diduga karena pengunjung harus secara khusus datang, sedangkan tadinya bisa sambil berbelanja ke pasar.
Karena alasan itu, dahlia menyebut banyak pedagang tetap Pasar Wadai yang lebih memilih berjualan di tepi jalan yang mudah dijangkau.
“Pertama lokasinya panas, lawan kan orang beistilah kalau mau ke siring, hari pertama aja begini sudah, biasa di Limbur habis, amun sunyi ampihan kami lihatakan dua tiga hari,” kata Dahlia, salah soerang pedagang.
Di sisi lain Bupati Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus menilai kawasan Siring Laut lebih representatif. Lokasi ini dipilih karena kebersihannya terjaga serta area parkir yang luas.
“Kita tahu di Pasar Limbur tidak lagi memungkinkan, pertama dari parkir, kedua mungkin dari sisi kebersihan, juga sisi pengunjung, hari ini luar biasa banyaknya, kita lihat ada 72 orang yang berjualan itupun masih banyak yang minta,” ungkap Sayed Jafar, Bupati Kotabaru.
Sementara itu Pasar Wadai Ramadhan di Siring Laut diikuti sekitar 72 orang pedagang yang menjual beragam menu buka puasa mulai kue, lauk-pauk hingga minuman segar. selain itu juga ada stan yang menampilkan produk umkm dari 22 kecamatan. (Red)
0 Komentar