TAPIN, Kontak24jam.Net - Penutupan jalan tambang itu dilakukan Polda Kalsel akibat sengketa dua perusahaan tambang.
Karena penutupan jalan tambang yang sudah lebih sebulan itu, sebanyak 2.400 sopir angkutan batu bara terpaksa menganggur dan kehilangan pekerjaan.
Isak tangis tak bisa dibendung Yola, istri salah satu sopir angkutan batu bara yang suaminya terpaksa menganggur karena jalan tambang di Jalan Ahmad Yani, Kilometer 101, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan (Kalsel), ditutup Polda Kalsel.
Yola, "menuturkan, dulu suaminya mampu menghasilkan Rp 400.000 sehari dari pekerjaannya mengangkut batu bara.
Uang itu dia gunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk membayar uang sekolah anak-anaknya.
"Kalau jalan itu ditutup terus bagaimana kami bisa membiayai sekolah anak-anak kami kalau begini," ucapnya saat ditemui wartawan, Minggu (2/1/22).
"Tolong suami-suami kami agar dapat bekerja lagi, beras kami sudah habis, kami mau makan apa, sementara kami tidak memiliki penghasilan lain," tuturnya sambil terisak.
Yola mengaku, sejak suaminya menganggur, dirinya bekerja serabutan. Seluruh tabungannya juga sudah dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia pun berharap agar jalan tambang segera dibuka agar suaminya dan para sopir angkutan batu bara lainnya bisa bekerja kembali.
Firman mengatakan, sewaktu jalan tambang masih dibuka, dia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 8 juta. Uang itu dia gunakan untuk membayar kontrakan dan kredit lainnya.
Sejak menganggur, dia mengaku terpaksa mengutang untuk bisa bertahan hidup sambil berharap jalan tambang segera dibuka.
"Sekarang nyari Rp 2 juta aja susah, terlebih banyak teman-teman satu profesi yang terlilit utang untuk menutupi kebutuhan mereka," akunya.
Selain berdampak kepada para sopir, masyarakat di sekitar tambang juga merasakan hal yang sama, terutama kepada para pedagang. Mukhlis salah satunya.
Sejak para sopir tambang menganggur, dagangan di warung milik Mukhlis kini sepi pembeli.
"Dulu mereka sopir-sopir itu yang meramaikan warung-warung kamu disini. Sekarang tidak lagi sejak mereka nganggur," ujarnya.
Agar bisa bertahan hidup dan membayar sewa kontrakan, Mukhlis mengisi waktu dengan membuat perangkap ikan untuk dijual.
"Terpaksa kita beralih membuat perangkap ikan buat dijual. Bayar kontrakan aja tertunggak, semoga pihak-pihak terkait dapat menormalkan lagi keadaan sebagaimana asalnya," harapnya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan sopir angkutan batu bara terpaksa menganggur akibat ditutupnya jalan tambang di Jalan Ahmad Yani, Kilometer 101, Kecamatan Tatakan, Kabupaten Tapin, Kalsel. (Red)
0 Komentar