Setelah tak beroperasinya lagi lokasi Kapis di kawasan Desa Batu Ampar Kecamatan Simpang Empat Tanah Bumbu, praktis para penghuninya pun menyebar kemana-mana. Selain diketahui dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing di era pemerintahan Mardani H. Maming Sebagai Bupati, selebihnya terdapat yang beralih profesi atau pekerjaan membuka warung minum, dan atau menjadi pekerja di warung-warung.
Lokasi Kapis di masanya sempat menjadi tempat tujuan para lelaki hidung belang untuk mencari tempat hiburan. Selain menyediakan tempat atau ruang musik untuk bernyanyi karaoke, hampir semua wisma (istilah lebih halus, Red) menyediakan minuman beralkohol jenis bir. Dan tak kalah 'gregetnya' tiap wisma menyediakan para perempuan untuk bisa 'dipakai' dalam kamar-kamar khusus alias para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dalam bahasa setempat disebut 'Lahung'.
Kapis terkenal sebagai tempat mengkalnya para PSK dari luar daerah; dari Pulau Jawa.
Terdapat 2 lokasi yang disebut dengan Kapis Lama dan Kapis Baru, atau sebutan lainnya Batam 1 dan Batam 2 yang jika dikumpukan kala itu berjumlah ratusan perempuan dari berbagai usia.
Apakah para PSK 'jebolan' Kapis itu semuanya pulang kampung alias Pulkam ?
Penelusuran Media ini, tak semua dari mereka yang benar-benar pulang, namun terdapat yang masih bertahan meski tak sebanyak dulu. Yaitu tadi, mereka ada yang membuka warung minum, menjadi penjaga warung sambil masih menjajakan diri sebagai PSK.
Di kawasan Km 8 Desa Sarigadung Kecamatan Simpang Empat; terdapat banyak warung minum yang selain menjual berbagai jenis minuman ringan seperti kopi, teh, minuman dingin, mie instant dan sebagainya, juga merangkap sebagai warung yang menyediakan jasa PSK.
Bagi para lelaki hidung belang yang ingin bernistalgia ke masa kejayaan Kapis bisa mengunjungi tempat tersebut. Atau para lelaki hidung belang yang tak sempat menikmati masa-masa Kapis, ya silakan saja ke kawasan di Desa Sarigadung.
Perempuan para penjaga warung biasanya kalau ada para pria yang datang ke warung, mereka selain menawari minum, mengajak ngobrol yang ujungnya menawari untuk ,ngamar'. Namun tak semua warung minum disana berpraktik begitu, terdapat pula diantaranya yang memang benar-benar bersih dari PSK.
Meski tak bisa dibandingkan dengan Kapis di era kejayaannya dulu di masa-masa Tanah Bumbu diserbu ratusan penambang, namun setidaknya Km 8 Desa Sarigadung patut dijuluki Little Kapis atau Kapis kecil-kecilan.
Saat beberapa Kru Media melakukan investigasi ke satu warung, terdapat setidaknya 3 perempuan yang diduga berpraktik sebagai PSK. Mereka tanpa sungkan menawarkan diri dengan tarif yang cukup murah yakni Rp 150 ribu per layanan.
Ingin membuktikan kebenarannya ?
Dipastikan setelah berita ini posting dan menyebar di berbagai platform media sosial; anda dipastikan sulit atau tak lagi menemukannya. (Red)
0 Komentar